Menurut data terbaru Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014, 18,3 % pelajar Indonesia mempunyai kebiasaan merokok. Data perokok rata – rata masyarakat Indonesia ( usia 15 tahun keatas ) adalah sekitar 30% artinya jumlah remaja perokok di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Jumlah orang yang merokok aktif adalah 900.000.000 sampai saat ini. Hampir empat kali lipat dari jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2013. Apakah kalian tau betapa mengerikan nya dampak negative rokok saat ini ? dan rokok adalah cara bunuh diri paling nikmat.
Remaja adalah masa transisi dari anak – anak menuju dewasa Mereka cenderung mempunyai rasa ingin tahu dan coba coba yang sangat besar. Remaja ibaratnya adalah kertas kosong , dimana lingkungan sekitar adalah tinta dan orang – orang dewasa adalah kuas yang menggambarkan bagaimana masa depan mereka.
Salah satu alasan kenapa remaja dapat terjerumus menjadi perokok adalah tidak lain dan tidak bukan karena lingkungan sekitar yang membentuk para remaja menjadi perokok , atau adanya masalah keluarga yang membuat remaja tersebut bergaul dengan teman nya yang tidak benar, dan menjadi perokok untuk melampiaskan kebosanan nya. Apa factor yang membuat remaja menjadi perokok
1. Pola pikir remaja mengenai rokok
Dalam pikiran remaja yang terjerumus menjadi perokok , mereka berpikiran bahwa rokok itu gaul ,keren, keliatan pintar , modern padahal sebaliknya . orang yang merokok itu bodoh , dan kampungan , mengapa mereka berpikiran seperti itu ? karena kita dibentuk dengan cara yang salah , lihatlah orangtua , guru atau pedagang yangmerokok , mereka tidak malu dan merasa tidak bersalah merokok di depan anak – anak. Solusi untuk factor ini adalah pendidikan , yakni pemerintah harus memasukkan pendidikan tentang rokok sejak usia dini , karena system pendidikan kita yang slalu menekankan nilai bukan moral maka semakin hal semakin banyak remaja yang terjerumus ke hal – hal negative
2. Pandangan remaja terhadap rokok
Remaja yang merokok terlihat seperti orang kampungan dan bodoh , bukan terlihat keren karena banyak teman – teman yang merokok. Namun sayangnya dalam padangan remaja yang telah terjerumus menjadi perokok mereka menganggap bahwa rokok itu sesungguhnya terlihat keren dan menambah kegagahan. Solusi untuk factor ini adalah : pemerintah harus bergerak untuk tidak menampilkan iklan rokok di televise , dikoran atau dimanapun itu dan jika terpaksa harus menampilkan dilarang keras untuk menampilkan perokok yang memberi kesan positif ke remaja. Sepertinya untuk solusi factor ini sudah dilaksanakan karena di televisi untuk iklan rokok tidak ada orang yang merokok tetapi pemandangan yang indah.
3. Peran media
Factor ketiga ini yang menyebabkan factor pertama dan kedua muncul m factor inilah yang harus kita atasi jika kita ingin Indonesia sehat tanpa rokok. Mengapa demikian ? mengapa saya menyatakan seperti itu ?
- lihatlah iklan rokok di televise , media cetak , bahkan media social. Betapa gagahnya orang yang merokok di kelilingi banyak perempuan dll
- Peran media selanjutnya adalah media promosi. Mungkin di beberapa sekolah setelah keluar gerbang Sekolah tempat kita di didik dan mencari ilmu , kurang dari 15 meter dari gerbang sekolah terdapat papan iklan , baliho tentang kerennya merokok, dan hanya jarak 10 meter kita dapat mendapatkan rokok di warung dekat sekolah dan berkumpul dengan teman- teman diwarung tersebut. Bayangkan betapa besarnya godaan remaja untuk merokok
Meski telah ada undang undang yang mengatur tentang rokok , dan sanksi bagi para perokok tetapi tetap saja masih banyak yang melanggar.dan sampai saat ini pemerintah tidak pernah bertindak tegas untuk menangani masalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar